November 23, 2021

restokuadmin

Tips Menyimpan Bahan Baku yang Benar untuk Warungmu

Pemilik warung tentunya memiliki tantangan tersendiri dalam mengelola bahan baku. Jika tidak pintar menyimpannya, bisa jadi terbuang sia-sia karena tidak bisa dipakai.

Dalam menjalankan bisnis kuliner, setelah menerima bahan baku dari pemasok, sebaiknya segera disimpan untuk menghindari penurunan kualitas bahan baku. Salah satu hal yang paling esensial untuk menjaga bahan baku tersebut agar tetap berkualitas adalah dengan memperhatikan cara penyimpanan dari bahan baku itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap bahan baku juga memiliki masa penyimpanan yang berbeda-beda dan hal ini bergantung pada karakteristik, pemrosesan, pengemasan, dan lokasi penyimpanan dari bahan baku tersebut. 

Selain bertujuan untuk menjaga kualitas, cara penyimpanan bahan baku (food storage) yang tepat juga dapat meminimalkan biaya pengeluaran, menjaga nutrisi atau nilai gizi dari bahan baku, dan terhindar dari bakteri berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit. Maka dari itu, untuk menghasilkan menu makanan yang baik dan berkualitas, kamu juga perlu mencermati cara penyimpanan bahan baku yang baik pula. 

Di bawah ini adalah tips bagaimana cara menyimpan bahan baku yang baik dan benar. Mari kita simak tipsnya!

  1. Perhatikan suhu dan kelembaban

Setiap bahan makanan harus ditangani secara berbeda, terutama saat disimpan di  tempat penyimpanan. Bahan baku harus disimpan di tempat penyimpanan dengan suhu dan tingkat kelembaban yang bervariasi, jika tidak bahan baku akan rusak dan  dapat merugikan  warung makan atau restoranmu. 

Bahan baku dengan jenis dry (kering) dapat disimpan di suhu ruangan yakni sekitar 15 – 20 derajat celcius. Bahan baku dengan jenis frozen (beku) harus disimpan dalam keadaan beku yaitu dengan suhu sekitar -4 derajat celcius hingga -18 derajat celcius. Sementara itu, bahan baku jenis chilled disimpan dengan suhu sekitar 4 – 10 derajat celcius. 

Suhu dan kelembaban di tempat penyimpanan ini tentunya juga harus diperhitungkan secara wajar. Tim dapur sebaiknya rutin untuk melakukan pengecekan suhu dan kelembaban bahan baku agar kualitas dari bahan baku tersebut tidak menurun. 

  1. Tempat penyimpanan tertentu untuk jenis bahan baku tertentu

Agar bahan baku lebih awet dan tidak cepat rusak, masing-masing bahan baku perlu disimpan di tempat penyimpanan yang disesuaikan dengan jenis bahan baku itu sendiri serta disimpan secara terpisah. Bahan baku dapat disimpan di dalam container atau wadah yang tertutup. Hal ini juga bertujuan agar bahan baku tidak terkontaminasi dari udara luar yang memungkinkan bahan baku menjadi lebih cepat busuk. 

Terdapat tiga jenis bahan baku yaitu dry (kering), frozen (beku), dan chilled. Bahan baku dengan jenis dry (kering) dapat disimpan di suhu ruangan yakni sekitar 15 – 20 derajat celcius. Bahan baku jenis ini juga lebih awet dan tidak mudah rusak. Contohnya seperti beras, tepung, gula pasir, kopi bubuk, teh, dan bahan baku kemasan lainnya.

Sedangkan bahan baku dengan jenis frozen (beku) harus disimpan dengan keadaan beku dengan suhu sekitar -4 derajat celcius hingga -18 derajat celcius. Bahan baku ini umumnya disimpan dalam freezer seperti frozenfoods, daging dan es krim. 

Sementara itu, bahan baku jenis chilled disimpan di dalam chiller dengan suhu sekitar 4 – 10 derajat celcius. Suhu penyimpanan bahan baku jenis ini memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis frozen. Contoh bahan baku dari jenis chiller ini seperti susu, buah-buahan dan sayur-sayuran. 

  1. Lakukan labelling (penanggalan)

Penting bagi tim dapur untuk selalu melakukan labelling atau memberikan tanggal dan waktu untuk setiap bahan baku baik yang baru maupun yang lama, yang sudah digunakan maupun yang belum digunakan agar kualitas bahan baku tetap terkontrol. Labelling, dalam hal ini tidak terlepas dari FIFO (First In First Out) karena dengan dilakukannya penanggalan bahan baku, akan lebih mudah bagimu untuk mengetahui kapan waktu yang tepat bahan baku tersebut harus dikeluarkan sehingga mampu mengurangi adanya bahan baku yang terbuang. 

Labelling sendiri dapat dilakukan dengan cara menuliskan tanggal pada kertas label menggunakan spidol kemudian ditempel menggunakan lakban bening (transparan) agar tulisan tersebut tidak gampang hilang. Atau bisa saja langsung menuliskan tanggal di atas lakban bening tersebut menggunakan spidol permanen. 

  1. Menata bahan baku dengan rapi

Bahan baku yang tersedia supaya ditata dengan rapi di tempat penyimpanan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pekerjaanmu selanjutnya ketika bahan baku akan diolah. Dengan menata bahan baku yang rapi, kamu juga akan lebih mudah untuk mengecek persediaan bahan baku mana yang sudah mulai menipis dan bahan baku mana yang persediaannya masih banyak, sehingga kamu dapat segera melakukan pemesanan bahan baku yang baru. Dengan demikian, penataan bahan baku yang rapi tentunya akan lebih efektif dan efisien dalam segi waktu dan pengeluaran. 

Masih banyak lagi tips dan trik untuk meningkatkan performa warung makanmu! Yuk kunjungi website Restoku.id!

Made by PT Restoku Andalan Indonesia – 2021