March 31, 2023

Restoku Admin

Belajar dari Kasus Menantea, Apa Itu Kemitraan dan Bagaimana Cara Memilihnya?  

Bukan warganet Indonesia kalau dalam sehari saja tidak ribut. Keributan ini bersumber dari akun twitter @MenanteaHarapan yang membuat cuitan menyudutkan Menantea. Ia meminta pertanggungjawaban dari manajemen Menantea lantaran penjualan di lapangan tidak sesuai dengan janji di awal. Hal itu diperparah saat founder Menanti justru menjual sahamnya senilai 2,9 M dan dianggap melakukan penipuan.

Usai kasus viralnya Jerome Poline yang membuat konten bersama dokter, kini ia kembali mendapat hujatan dari netizen lantaran kasus Menantea. Beberapa media Indonesia acap kali memberitakan Jerome Poline sebagai pemilik bisnis minuman tersebut. Maka tak ayal sebagian besar masyarakat Indonesia jadi menghujat Jerome dalam kasus ini.

Padahal berdasarkan klarifikasi yang dilayangkan Jehian Panangian, salah satu founder dan advisor Menantea menyatakan, Jerome Poline adalah brand ambassador Menantea. Lebih lanjut kakak dari Jerome Poline tersebut menerima semua saran dan kritik dari warganet terkait manajemen Menantea. 

Ya begini lah netizen Indonesia, main gas gas aja tanpa tahu seluk beluknya. Hal itu terjadi juga sebagai buntut dari beberapa wartawan media yang memberikan informasi salah. Disinformasi ini juga kembali terjadi dengan penyebutan franchise bisnis Menantea ini yang dianggap salah.  

Dalam tulisan ini, saya tidak ingin membahas penipuan yang dilakukan Menantea hingga merugikan mitranya dan tudingan scam lainnya. Tetapi menjelaskan beberapa hal yang perlu diluruskan dari keributan kasus Menantea yang tidak dipahami netizen namun bisa kita petik pelajaran. 

Franchise dan Kemitraan, Serupa tapi Tak Sama

Kesalahpahaman netizen berikutnya adalah pemahaman mereka terkait perbedaan franchise dan kemitraan. Masalah ini bermula ketika viralnya thread yang dibuat akun @Menanteaharapan soal kasus ini dan melahirkan perbincangan warganet soal franchise Menantea yang menipu ini. Perlu digaris bawahi bahwa sebagian warganet twitter menuliskannya franchise Menantea bukan kemitraan Menantea. 

Penulisan franchise ini juga dilakukan oleh beberapa media besar di Indonesia. Tak tanggung-tanggug, mereka menulisnya dalam headline berita seperti suara.com dalam judulnya “Bisnis MenanteaJerome Poline Dianggap Penipuan, Modal Ratusan Juta Tapi Cuma Laku 5 Biji”. Begitu juga dengan judul “Duduk Perkara Franchise Menantea Milik Jerome Polin Diduga Tipu-tipu,” yang dilayangkan Entrepreneur

Sementara dalam kasus Menantea, tidak menunjukkan karakteristik bisnis franchise. Pasalnya usaha minuman tersebut memulai bisnisnya pada April 2021 dan dalam waktu dekat dikabarkan sudah membuka franchise atau waralaba. Menurut undang-undang No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba, Pemberi waralaba harus memiliki sekurang-kurangnya beroperasi lima tahun, dalam hal ini Menantea belum memenuhi kriteria tersebut. 

Apabila melihat dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 71 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan waralaba sebagai hak khusus yang dimiliki orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. 

Adapun beratnya kriteria yang harus dipenuhi untuk membuka waralaba ini seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW), pemenuhan persyaratan lainnya yang ribet ini diakali para pengusaha dengan membuka kemitraan sebagaimana yang Menantea lakukan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republika Indonesia No. 44 Tahun 1997 mengenai kemitraan adalah kerja sama usaha antara usaha kecil dengan menengah dan atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.  

Tips Memilih Kemitraan 

Belajar dari kasus Menantea terdapat beberapa kejanggalan yang dilakukannya, maka kita harus lebih selektif dalam memilih bisnis kemitraan. Berikut ini langkah-langkah yang bisa kamu lakukan. 

  1. Pemilihan Lokasi yang Tepat

Sebelum memilih kemitraan kamu harus pastikan lokasi yang tepat untuk bisnismu. Bisa jadi warung makan kemitraan yang menjual produk kekinian ramai karena memang tempatnya dekat dengan kampus dan kos mahasiswa sehingga mudah dijangkau. Tetapi, mitra lainnya jual makanan kekinian di daerah perkantoran pemerintah yang notabenenya PNS, ya mereka nggak akan tertarik. Oleh karenanya, pemilihan lokasi harus kamu sesuaikan dengan segmentasi atau target market kemitraan yang hendak kamu pilih. 

  1. Manajemen yang Baik

Setelah menemukan lokasi yang sesuai, kamu juga perlu mengetahui bagaimana manajemen kemitraan tersebut. Apakah kemitraan itu responsif ketika kamu menanyakan sesuatu yang kamu kurang pahami atau masalah yang sedang kamu hadapi di lapangan. Disamping itu, bagaimana kemitraan bisa memberikan dampingan terhadap bisnismu. Sejauh mana mereka memfasilitasi kamu dalam membangun bisnis, misalnya ada rapat khusus yang dilakukan antara kemitraan dengan kamu dll. Jangan sampai kemitraan susah dihubungi ya. Nanti yang ada bisa berujung rugi. 

  1. Jangan Mudah Terbuai dengan Brand Ambassador 

Belajar dari kasus Menantea, banyak orang yang mengira bisnis minuman ini milik Jerome Poline. Hadirnya brand ambassador ini membuat sebagian orang berspekulasi, jika ini milik artis pasti akan meraup banyak keuntungan padahal belum tentu. Banyak kok bisnis artis tapi berujung gulung tikar seperti Jogja Chusy Chesee milik Ria Ricis. Adapun faktanya, Jerome Polin hanyalah brand ambassador bukan owner. Mungkin ini memang strategi yang sengaja dilakukan Menantea agar menarik orang untuk bermitra dengannya. Jadi lain kali jangan mudah terbuai ya. 

  1. Melakukan Wawancara Khusus dengan Kemitraan

dilansir dari  TikTok Franchisepedia, penting banget buat tahu lebih dalam soal kemitraan yang bakal kamu pilih. Mulai dari sistem pemesanannya bagaimana? adakah promo-promo tertentu? dan jangan lupa untuk melakukakn test produk terlebih kalau kemitraan yang kamu pilih bergerak di sektor FnB. Kamu juga bisa tanyakan pertanyaan basic tapi kadang suka disepelekan seperti berdiri sejak tahun berapa? berapa jumlah outletnya? tersebar dimana saja? hingga melakukan pengecekan kesesuaian perhitungan hpp dengan proposal yang ditawarkan. 

  1. Survey Mandiri dengan Customer dan Mitra lainnya 

Masih dalam sumber yang sama, Frenchisepedia juga menyarankan untuk melakukan survey dengan customer dan mereka yang sudah bergabung dengan kemitraan tersebut. Adanya survey, akan mengetahui informasi tidak hanya dari sudut pandang kemitraan saja melainkan orang-orang yang berhubungan langsung dengan kemitraaan tersebut. 

Penulis: Rafika Ilma Rizkyana

Editor: Rafika Ilma Rizkyana 

Made by PT Restoku Andalan Indonesia – 2021